BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industrialisasi tampaknya merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan bagi manusia. Secara historis kehadiran industri-industri berskala besar di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan kolonisasi orang Barat di daerah ini. Cikal bakal industrialisasi di Indonesia bisa dirunut dengan hadirnya industri perkebunan pada masa tanam paksa. Loncatan besar terjadi ketika UU Agraria tahun 1870 diberlakukan karena sejak saat itu pemodal-pemodal asing berlomba-lomba menanamkan modalnya di Indonesia dan salah satunya pada bidang industri manufaktur.
Titik berat pembangunan nasional Indonesia menekankan pada sektor industri, dengan harapan sektor ini dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Pengembangan industri, selain menaikkan nilai ekonomi suatu komoditi, juga dapat membuka kesempatan ekonomi bagi masyarakat, yaitu memberikan alternatif lapangan kerja baru. Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang menetapkan daerah-daerah tertentu sebagai daerah industri.
Faktor faktor yang diperhatikan adalah: bahan mentah, minyak, air, modal, tenaga listrik, tanah untuk mendirikan pabrik dan fasilitas lainnya, serta masalah pengangkutan. Loksi pabrik dapat dijumpai di tiga daerah, yaitu: Di daerah-daerah pada tepian kota (periphery of the city), Di dekat daerah-daereh perdagangan (trade district), Di sepanjang jalan dengan lalu-lintas untuk angkutan berat (heavy freight mtreffic).
Untuk penentuan lokasi industri Ginsburg mengemukakan bahwa dalam hal pengangkutan maupun pembangkit serta penyaluran tenaga sangat memperluas kemungkinan pilihan tempat Industri sehingga tidak lagi terikat pada tempat-tempat dimana terdapat sumber alam tertentu. Bersaman dengan itu, luasnya kemungkinan untuk memilih tempat di atau dekat daerah-daerah metropolitan semakin bertambah karena perbaikan-perbaikan teknologi pengangkutan, sedangkan industri-industri yang makan tempat cenderung untuk diletakkan di daereh-daerah yang kurang padat penduduknya, yang terletak di pinggiran kota besar atau malah lebih jauh lagi dari pada itu. Hal ini pada gilirannya mengakibatkan makin cepatnya suburbanisasi daerah-daerah pedesaan yang letaknya di dekat kota-kota besar.
Tampak bahwa faktor sarana transportasi dan lahan cukup dominan dalam penentuan lokasi Industri. Harga tanah di pinggiran kota yang relatif lebih murah dari tanah di dalam kota, dan kemudahan transportasi yang dapat memperlancar arus barang-barang produksi menyebabkan pinggiran kota cukup tepat untuk dijadikan daerah industri. Munculnya industri-industri baru dalam suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja.
Salah satu akibat yang terpenting dari timbulnya industrialisme adalah terbentuknya komunitas-komunitas baru, atau perubahan serta pertumbuhan yang cepat dan komunitas yang sudah ada. Peningkatan jumlah tenaga kerja dan pertumbuhan komunitas di sekitar industri yang cepat disebabkan oleh masuknya para pekerja pendatang dalam jumlah yang banyak dan menetap di daerah tersebut. Pertumbuhan komunitas ini dikarenakan Industri membutuhkan tenaga kerja yang dapat diandalkan dan dapat masuk kerja setiap hari dan pada waktu yang tepat, sehingga para pekerja pendatang memilih bermukim di sekitar industri. Seringkali orang-orang ini berasal dari daerah, ras, suku, atau agama yang berbeda-beda yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda dengan masyarakat setempat. Komunitas masyarakat setempat yang dimaksud adalah komunitas masyarakat pinggiran kota yang mempunyai sifat dan karakter tertentu.
Sebagai sesuatu yang baru, industri memunculkan dampak yang sangat beragam bagi kehidupan manusia, baik dampak sosial maupun dampak nonsosial seperti pada perubahan fisik kota, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Secara sosial, industrialisasi telah mendorong berbagai perubahan sosial kemasyarakatan. Strategi pembangunan yang didasarkan kepada doktrin pertumbuhan "leading-sectors" telah membuat hancur banyak industri kecil di pedesaan. Doktrin pertumbuhan sebagai adopsi pencangkokan sistem kapitalis, dan metode produksi modern ke dalam masyarakat desa Indonesia, cenderung memarginalisasi masyarakat dari sistem produksi dan proses pemanfaatan hasil-hasil produksi.
Secara umum pembangunan dan industrialisasi desa memang telah menciptakan mobilitas sosial (kemajuan dan kemakmuran) warga desa. Mobilitas sosial bisa kita ukur dari indikator perubahan wajah fisik desa, perbaikan perumahan penduduk, peningkatan derajat pendidikan, perubahan struktur okupasi, perbaikan sarana dan prasarana transformasi penduduk desa, peningkatan kepemilikan perlengkapan modern. Jika melihat indikator ini, desa jauh lebih maju dan makmur, karena pembangunan dan industrialisasi desa.
Industrialisasi membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Dengan dibukanya perusahaan baru maka secara otomatis juga telah membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja baru tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh semua orang yang membutuhkan pekerjaan. Hal ini bisa mengurangi angka pengangguran di daerah dan sekitarnya. Dampak secara langsung yang di terima dari masyarakat sekitar adalah dengan direkrutnya warga sekitar sebagai pegawai di pabrik-pabrik tersebut, karena ini merupakan perjanjian awal saat pabrik-pabrik tersebut berdiri di suatu daerah. Sedangkan dampak yang diterima secara tidak langsung oleh masyarakat adalah dengan adanya industrialisasi tersebut masyarakat sekitar memanfaatkannya dengan cara berbagai hal, masyarakat ada yang membuka kost bagi karyawan yang dari luar daerah, membuka warung-warung makan di sekitar pabrik bagi karyawan, dan lain-lain. Dampak dari industrialisasi ini baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan terjadinya perkembangan perekonomian dalam masyarakat.
Namun terdapat dampak negatif dari terbukanya lapangan kerja baru tersebut. Dampak negatif dari terbukanya lapangan kerja baru adalah terjadinya persaingan mencari kerja yang tidak sehat. Persaingan kerja tersebut berupa cara kotor untuk masuk sebuah perusahaan dengan cara menyuap seseorang yang mempunyai channel disalah satu perusahaan. Hanya ada beberapa perusahaan saja yang benar-benar menyeleksi calon para karyawannya.
Pertumbuhan ekonomi kabupaten Gresik saat ini sangat tergantung dari semakin meningkatnya peran sektor Industri yakni 48,20 % di tahun 2002, 48,55 % di tahun 2003 dan 48,63 % di tahun 2004. Sektor ini merupakan tulang punggung perekonomian Kabupaten Gresik.
Industri kecil, sedang dan besar rata-rata tercatat mengalami kenaikan signifikan pada periode tahun 2000 hingga tahun 2004. Dalam kurun waktu empat tahun tersebut, industri kecil kecil bertambah lebih dari 1000 unit, sedangkan industri sedang dan besar juga mengalami pertumbuhan tak kurang dari 320 unit.
Produksinya disamping memenuhi kebutuhan lokal juga mempunyai pangsa pasar nasional maupun internasional. Sektor ini juga diharapkan mengatasi masalah pengangguran, karena sektor ini banyak menyerap tenaga kerja.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Johannes Sulistijawan Surjaatmadja, tentang "Pengaruh Industrialisasi Terhadap Kegiatan Sosial Ekonomi Dan Keseimbangan Lingkungan Serta Kualitas Lingkungan Dan Pembangunan Berkelanjutan Di Pulau Batam", menyatakan bahwa Kegiatan industrialisasi di Pulau Batam berdampak pada kualitas alam dan lingkungan. Hal ini terjadi karena alam dan lingkungan dapat menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Penelitian selanjutnya oleh Maturidi Satar, tentang "Pengaruh Industrialisasi Terhadap Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Kecamatan Teluk Jambe, Kabupaten Karawang)", menyatakan Perkembangan kota dengan industrinya telah menyebabkan terjadinya urbanisasi. Masalah kependudukan merupakan masalah bagi perkotaan, terutama bagi pembangunan kota. Makin padat penduduk kota, semakin menurun pola hubungan kemasyarakatan karena lingkungan kehidupan yang lebih mengutamakan efisiensi ekonomi, telah menimbulkan degradasi sosial.
Maka dari penelitian-penelitian sebelumnya peneliti akan melakukan penelitian yang akan memfokuskan pada Pengaruh Industrialisasi Terhadap Perkembangan Perekonomian Masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh industrialisasi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh industrialisasi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah, kita dapat menganalisis dan mengetahui perkembangan perekonomian masyarakat yang terjadi akibat dari industrialisasi itu sendiri. Perkembangan perekonomian tersebut bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung. Berkat industrialisasi terdapat perkembangan perekonomian dalam masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI
- Industrialisasi
Masyarakat dan kebudayaan manusia di manapun selalu berada dalam keadaan berubah. Pada masyarakat-masyarakat dengan kebudayaan primitif, yang hidup terisolasi jauh dari berbagai jalur hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain di luar dunianya sendiri, perubahan yang terjadi dalam keadaan lambat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat berkebudayaan primitif tersebut, biasanya telah terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan itu sendiri, yaitu karena perubahan dalam hal jumlah dan komposisi penduduknya dan karena perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Sedangkan dalam masyarakat-masyarakat yang hidupnya tidak terisolasi atau yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat-masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah secara cepat dibandingkan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat berkebudayaan primitif seperti tersebut di atas. Perubahan yang terjadi secara lebih cepat tersebut, disamping karena faktor-faktor perubahan jumlah dan komposisi penduduk serta perubahan lingkungan hidup juga telah disebabkan oleh adanya difusi atau adanya penyebaran kebudayaan lain ke dalam masyarakat yang bersangkutan, penemuan-penemuan baru khususnya penemuan-penemuan teknologi dan inovasi.
Teknologi secara langsung berkaitan dengan industrialisasi. Industrialisasi dan mesinisasi cenderung merubah dasar-dasar atau hakekat pengertian kebendaan atau materi yang ada dalam masyarakat. Teknologi dan industrialisasi langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap terwujudnya proses urbanisasi. Perubahan mata pencaharian dari mengolah alam kepada jasa dimungkinkan oleh tingkat perkembangan teknologi dan industrialisasi.
Industrialisasi, berasal dari kata dasar industri, suatu aktivitas produktif dalam menghasilkan barang dan jasa yang berorientasi pada pencapaian tujuan-tujuan bisnis dan ekonomi. Industrialisasi adalah upaya atau proses untuk menjalankan proyek-proyek industri baik dalam skala kecil, menengah dan besar, dengan melibatkan berbagai jenis tenaga kerja, baik tenaga kerja yang terdidik maupun terampil, serta terkelolanya industri tersebut dalam manajemen perusahaan modern.
Industrialiasi memerlukan kapital atau modal (investasi) baik berupa materi (uang), maupun non-materi. Tetapi yang terpenting dari itu semua adalah kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang mampu mengelola segenap potensi yang ada ke dalam suatu aktivitas industrial yang menguntungkan secara ekonomi. Oleh sebab itulah, dalam rangka menggalakkan kinerja industri-industri di tanah air diperlukan upaya keras dari pemerintah dan pelaku ekonomi untuk seoptimal mungkin memperoleh dukungan investasi, baik investasi domestik maupun asing. Iklim investasi yang buruk, akan berpengaruh pada melemahnya industrialisasi tanah air. Sebaliknya, kalau iklim investasi baik, maka dunia industri kita akan bergerak naik, sehingga selain mendorong pertumbuhan ekonomi, juga menyerap tenaga kerja dalam skala massif.
Industrialisasi berbeda dengan perdagangan. Dalam industrialisasi terdapat unsur dan aktivitas memproduksi barang dan jasa. Sementara perdagangan adalah memperdagangkan barang dan jasa tersebut, dan tidak harus memproduksi sendiri. Oleh sebab itu penting kiranya industrialisasi ini dikembangkan mengingat, tidak saja akan melibatkan banyak tenaga kerja atau menyerap pengangguran, dan mengurangi angka kemiskinan, tetapi jauh daripada itu juga diharapkan mampu menghindarkan bangsa Indonesia, hanya sekedar sebagai "bangsa konsumen" atau "negara dagang".
Tercatat, Indonesia adalah negara maritim yang luas, dengan jumlah penduduk sekitar 220-an juta jiwa, tentu merupakan pasar yang potensial bagi segala macam produk. Dalam liberalisasi ekonomi dunia dewasa ini, Indonesia akan semakin terpuruk apabila tidak mampu mendorong upaya industrialisasi secara signifikan, dan hanya sekedar bertumpu saja pada mekanisme pasar dalam konteks perdagangan bebas dunia. Tanpa memproduksi barang dan jasa yang berkualitas dan berdaya saing melalui industrialisasi, maka hal itu hanya akan memperteguh posisi kita sebagai bangsa konsumen yang tidak berdaya. Jelas dalam hal ini diperlukan regulasi pemerintah secara tepat dan proporsional, agar industri-industri kita dapat semakin berkembang.
Perkembangan perekonomian
Pembangunan industri pada suatu daerah, yang diikuti dengan masuknya para pekerja yang berasal dari daerah lain ke daerah tersebut, menimbulkan adanya kebutuhan lain yang perlu disediakan oleh masyarakat. Kondisi demikian memberikan kesempatan kepada masyarakat di daerah tersebut untuk dijadikan lapangan pekerjaan. Berbagai bidang pekerjaan muncul di daerah tersebut, yang sebelum berdiri industri tidak terdapat di daerah tersebut; kalaupun ada, dalam jumlah yang kecil.
Perubahan sosial masyarakat pinggiran kota (transisi) yang dipicu oleh pembangunan industri di daerah tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan, yang salah satunya adalah aspek ketenagakerjaan. Masyarakat pinggiran kota memiliki karakter yang cepat berubah dan mudah terpengaruh, sehingga perubahan yang terjadi dalam lingkungan cepat diadaptasi. Namun dalam hal perubahan mental bekerja, ternyata belum dapat mengikuti perubahan yang terjdai dalam teknologinya.
Pertumbuhan masyarakat pinggiran diwarnai pula dengan tumbuhnya berbagai alternatif lapangan usaha, selain industri itu sendiri, yang dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat. Diferensiasi dan segmentasi dalam masyarakat didorong ke arah homogenitas, yang membuat diferensiasi dalam masyarakat tetap fungsional, dengan demikian pertumbuhan industrialisasi banyak mempengaruhi pertumbuhan masyarakat di suatu daerah.
Secara nyata kemajuan ekonomi Kabupaten Gresik dapat dilihat dari indikator pertumbuhban ekonomi. Dari sejak tahun 2000 hingga 2004 pertumbuhan ekonomi Gresik berkecenderungan naik dari 3,05 % tahun 2000 hingga mencapai 5,74 % pada akhir tahun 2004. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa dalam kurun waktu tersebut memang ada akselerasi pergerakan nyata ekonomi daerah yang cukup dinamis, sebab pertumbuhan daerah ini juga diiringi oleh kecenderungan inflasi PDRB yang menurun.
Kondisi ini bergerak ke arah situasi sebelum krisis dimana sebelum tahun 1997 pertumbuhan ekonomi di kabupaten Gresik pernah mencapai diatas 13 %. Sektor Industri yang mendominasi struktur ekonomi hingga diatas 45 % yang menentukan baik buruknya perekonomian wilayah ini, jika sektor Industri jatuh akan mempengaruhi sektor-sektor yang lain jatuh, sebaliknya sektor ini membaik maka akan membaik pula sektor-sektor yang lain.
Beberapa teori yang mendukung tentang pertumbuhan ekonomi yaitu :
A. Teori Mobilitas Sosial
Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.
B. Teori Stratifikasi Sosial
Definisi stratifikasi antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.
Hipotesis
Maka dari data-data yang telah ada dan fenomena yang telah terjadi dapat diperoleh hipotesis mayor bahwa terdapat pengaruh industrialisasi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat.
Dari data yang diperoleh juga dapat disimpulkan hipotesis minor bahwa semakin tinggi perkembangan industrialisasi maka pertumbuhan perekonomian masyarakat juga semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah perkembangan perekonomian masyarakat maka semakin rendah pula perkembangan industrialisasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang dapat diamati yang kemudian digabungkan dengan data-data statistik yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh dan untuk mengenai alasan yang melatar belakangi masalah sosial yang terjadi akibat perubahan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yakni peneliti berusaha memahami makna (interpretatif unders bunding) dari peristiwa atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat dan suatu hal yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat, dan menawarkan kemampuan melakukan kuantifikasi terhadap realitas sosial secara akurat, dengan serangkaian pengukuran. Pengukuran yang akurat dan pengumpulan data yang tepat, realitas sosial tersebut dapat digali dan diperoleh hubungan sebab akibat yang benar.
Populasi dan Sampel
Menurut catatatan statistik Kantor Kependudukan Kabupaten Gresik, hingga akhir tahun 2004 memiliki total penduduk sejumlah 1.059.033 orang yang terbagi ke dalam sejumlah 279.103 keluarga. Jumlah penduduk yang melebihi angka satu juta tersebut menghuni area wilayah seluas 1.191,25 Km2, sehingga kemudian dapat dihitung ratio kepadatannya adalah sebedsar 885 jiwa/km2, dengan rata-rata per keluarga terdiri dari 4 orang. Namun demikian, masalahnya bahwa tingkat kepadatan penduduk Gresik tersebut tidaklah merata pada keseluruhan wilayah. Wilayah perkotaan jauh dipadati penduduk sebesar 1814 jiwa/km2 dibandingkan wilayah pedesaan yang hanya dihuni 736 jiwa/km2. Kondisi empiris ini tentu harus direspon secara objektif oleh pemerintah daerah, terutama menyangkut alokasi fasilitas dasar kebutuhan penduduk melalui komitmen "membangun desa menata kota". Problematika lain adalah bahwa dari sejumlah 279.103 keluarga yang ada di Gresik, masih terdapat sejumlah 39.697 keluarga tergolong miskin. Fakta ini tentu perlu direspon dengan kebijakan efektif, terutama perumusan prioritas program kebijakan pengentasan kemiskinan bagi keluarga-keluarga miskin tersebut.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 1990 (SP 1990), jumlah penduduk Kabupaten Gresik adalah sebesar 856.430 jiwa, terdiri dari 419.160 jiwa laki-laki dan 437.270 jiwa perempuan, dengan kepadatan penduduk sebesar 726 jiwa per kilometer persegi. Rasio jenis kelamin sebesar 95,86; artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat sejumlah 95,86 penduduk laki-laki. Menurut hasil Registrasi Penduduk Kabupaten Gresik pada tahun 2001, jumlah penduduk adalah 969.205 jiwa, terdiri dari 481.074 jiwa penduduk laki-laki dan 488.131 penduduk perempuan. Dari jumlah penduduk sebanyak itu terdapat 223.593 keluarga dengan kepadatan penduduk sebesar 803 jiwa per kilometer persegi. Dibandingkan dengan tahun 1990 kepadatan penduduk meningkat sebesar 10,60 persen dengan rasio jenis kelamin sebesar 98,55 persen.
Transmigrasi di Kabupaten Gresik tahun 1995/1996 sampai dengan tahun 2001 adalah sebesar 864 KK dan 2.375 jiwa terdiri atas 234 KK, 729 jiwa merupakan transmigrasi umum; 486 KK dan 1.180 jiwa merupakan transmigrasi swakarsa mandiri, sedang sisanya merupakan transmigrasi swakarsa berbantuan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah pemberangkatan transmigrasi pada tahun 2001 mengalami penurunan jumlah Kepala Keluarga maupun jiwa. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat data transmigrasi menurut jenis transmigrasi mulai tahun 1997/1998 sampai dengan tahun 2001.
Transmigrasi di Kabupaten Gresik tahun 1995/1996 sampai dengan tahun 2001 adalah sebesar 864 KK dan 2.375 jiwa terdiri atas 234 KK, 729 jiwa merupakan transmigrasi umum; 486 KK dan 1.180 jiwa merupakan transmigrasi swakarsa mandiri, sedang sisanya merupakan transmigrasi swakarsa berbantuan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah pemberangkatan transmigrasi pada tahun 2001 mengalami penurunan jumlah Kepala Keluarga maupun jiwa. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat data transmigrasi menurut jenis transmigrasi mulai tahun 1997/1998 sampai dengan tahun 2001.
Sedangkan penelitian ini akan mengambil sampel di desa manyar kecamatan manyar. Manyar adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gresik, Provinsi
Jawa Timur, Indonesia. secara geografis sebagian besar wilayahnya adalah berupa lahan tambak karena posisinya yang dekat dengan pantai, seiring perkembangan zaman kawasan ini sekarang mulai ditumbuhi dengan berbagai macam industri kecil menengah sampai dengan yang berskala Nasional maupun internasional. Populasi dalam penelitian ini adalah para pekerja pabrik atau industri, dan warga manyar yang terkena dampak dari perkembangan industrialsasi di daerah tersebut. Dari banyaknya populasi yang ada, untuk mempermudah penelitian maka diambil sampel dengan teknik Simple Random Sampling, karena terdapat banyak masyarakat yang terkena dampak industrialisasi, baik yang terkena dampak secara langsung maupun tidak langsung akibat dari industrialisasi tersebut.
Jawa Timur, Indonesia. secara geografis sebagian besar wilayahnya adalah berupa lahan tambak karena posisinya yang dekat dengan pantai, seiring perkembangan zaman kawasan ini sekarang mulai ditumbuhi dengan berbagai macam industri kecil menengah sampai dengan yang berskala Nasional maupun internasional. Populasi dalam penelitian ini adalah para pekerja pabrik atau industri, dan warga manyar yang terkena dampak dari perkembangan industrialsasi di daerah tersebut. Dari banyaknya populasi yang ada, untuk mempermudah penelitian maka diambil sampel dengan teknik Simple Random Sampling, karena terdapat banyak masyarakat yang terkena dampak industrialisasi, baik yang terkena dampak secara langsung maupun tidak langsung akibat dari industrialisasi tersebut.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah penduduk di desa Manyar baik itu penduduk asli maupun pendatang, para pegawai atau buruh pabrik, selain itu peneliti juga memilih para pedagang yang berjualan di sekitar pabrik – pabrik sebagai subjek. Alasan peneliti memilih subjek – subjek tersebut sebagai sumber responden adalah agar peneliti dapat memperoleh data yang dibutuhkan itu benar – benar valid dan dapat dipercaya.
D. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih 2 bulan terhitung mulai Desember - Januari 2009 yang bertempat di Desa Manyar Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik dan di beberapa tempat yang penulis tidak dapat disebutkan satu persatu. Alasan metodologis pemilihan tempat tersebut karena peneliti melihat adanya perubahan struktur sosial yang terjadi akibat banyaknya industri yang berkembang di sekitar daerah tersebut.
E.
Hipotesis
Hipotesis
Maka dari data-data yang telah ada dan fenomena yang telah terjadi dapat diperoleh hipotesis mayor bahwa terdapat pengaruh industrialisasi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat.
Dari data yang diperoleh juga dapat disimpulkan hipotesis minor bahwa semakin tinggi perkembangan industrialisasi maka pertumbuhan perekonomian masyarakat juga semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah perkembangan perekonomian masyarakat maka semakin rendah pula perkembangan industrialisasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Penggalian data primer menggunakan teknik indeepth interview. Teknik wawancara yang dipakai untuk menggali data dalam penelitian ini ialah dengan Indeepth interview atau wawancara secara mendalam. Adapun langkah-langkah dalam melakukan indepth interview yaitu getting in yang dilakukan peneliti untuk beradaptasi agar bisa diterima dengan baik oleh subjek penelitian. Hal ini dimaksudkan peneliti menciptakan situasi kekeluargaan dan beramah tamah untuk menarik perhatian atau menarik simpati dari subjek penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Tujuan pokok penelitian ini adalah mengetahui dampak sosial apa saja yang terjadi dengan adanya perubahan perkembangan ekonomi masyarakat akibat dari berkembangnya industrialisasi. Dari data analisis dan informasi yang lebih sederhana diperoleh, hasil-hasilnya harus diinterpretasi untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Interpretasi atau interensi ini dilakukan dengan dua cara. Pertama, interpretasi secara terbatas karena peneliti melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam penelitiannya. Kedua, peneliti mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang didapatkannya dari analisa. Ini dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan hasil analisanya dengan kesimpulan peneliti laindan dengan menghubungkan kembali interpretasinya dengan teori.
Merujuk pada buku panduan dengan judul Statistik. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Product Moment. Adapun alasan metodologis memilih uji tersebut disebabkan data berbentuk rasio selain untuk menyatakan suatu hubungan antar variabel. Langkah-langkah untuk menghitung koefisien korelasi dengan rumus adalah:
Mencari Mean dari dari suku kedua variabel yang bersangkutan yaitu Mx dan My
MX =
Mencari standart deviasi dari kedua variabel yaitu SDx dan SDySD x =
Mengkalikan tiap-tiap x dengan tiap-tiap y yang sebaris kemudian mencari jumlah totalnya ()
Hasil perhitungan dari ketiga rumus di atas dimasukkan kedalam rumus barurxy =
rXY = Koefisien korelasi antara X dan Y.
xy = Product dari x kali y.
SDX = Standard deviasi dari variabel X.
SDy = Standard deviasi dari variabel Y.
N = Jumlah subjek yang diselidiki.
Pengetesan SignifikansiHo = Terdapat pengaruh antara perkembangan industrialisasi terhadap perkembangan perekonomian.
Ha = Tidak terdapat pengaruh antara perkembangan industrialisasi terhadap perkembangan perekonomian.
Harga t hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel, dengan taraf signifikansi 95%Jika:
- t hitung lebih besar dari t tabel Ho ditolak dan Ha diterima
- t hitung lebih kecil dari t tabel Ho diterima dan Ha ditolak
Pengolahan Data
Data mentah yang berupa koding dan scoring dari angket dimasukkan kedalam tabel yang kemudian diolah dengan menggunakan fasilitas komputer SPSS Ver-11. Penggunaan SPSS bertujuan memudahkan peneliti mengolah data. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS tersebut data dianalisis secara korelasi dengan menggunakan teori yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, R. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Edisi Revisi. Jakarta : Ghalia Indinesia
Parker, S.R., RK. Brown, J. Child, dan MA. Smith. 1985. Sosiologi Industri. Jakarta : Rineka Cipta
Schneider, E.V. 1993. Sosiologi Industri. Edisi Kedua. Jakarta : Aksara Persada
Weiner, Myron, (Ed). 1981. Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada Press
Soekamto, Soerjono. 1987. Sosiologi Industri: Suatu Pengantar. Bandung : CV. Remadja Karya
Bagong Suyanto – Dwi J. Narwoko. Sosiologa Teks Pengantar dan Terapan. Prenada Media. Jakarta. 2004.
Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remas-Rosdakarya.
Masri Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Sutrisno Hadi, 2004, Statistik.oleh: Rizal El Fariz (Sos'07, Unesa)
What is the probability of winning the casino jackpot and how much does it
BalasHapusThat is why you should be able to place 당진 출장샵 more bets 여주 출장마사지 on 대구광역 출장샵 slots than on lottery, or for real money on sports. In 동두천 출장마사지 this 여수 출장샵 guide, we have gathered all of the